Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2013

Kata Orang Kita Beda

kata orang kita beda bagai langit dan bumi tapi bukankah burung dapat menggapai langit? kata orang kita beda bagai hitam dan putih tapi bukankah zebra tampak cantik dan indah? kata orang kita beda bagai pahit dan manis tapi bukankah secangkir kopi memiliki keduanya? kata orang kita beda bagai air dan minyak tapi bukankah sabun dapat melarutkan keduanya? kata orang kita beda tapi tidak ada yang dapat memisahkan kita

Bahasa Bapak

Saya melihat segelas teh tubruk yang sudah mulai kehilangan kalornya. Itu teh buatan ibu saya untuk bapak saya. Belum diminum sedikit pun karena tidak seperti biasanya sampai jam 7 malam bapak saya belum juga pulang. Ibu saya memang perhatian. Selalu menyiapkan teh untuk menyambut bapak saya pulang. Bahagia betul bapak saya dapat istri seperti ibu saya. Tiba-tiba saya terpikirkan, saya masih muda, belum menikah. Jodoh pun belum ada bayangan. Seketika saya membayangkan sudah menjadi seorang bapak yang mempunyai anak usia belasan. Dalam bayangan saya, dia bertanya, "Ayah, kalo ayah aku panggil Bokap boleh gak?" Anak saya nampaknya jauh lebih "gaul" daripada saya kelak. Berani juga bertanya seperti itu, sebab saya saat ini agak canggung bertanya hal-hal yang tidak serius seperti itu. "Boleh dong." "Kalo aku panggil Papa?" "Gak boleh!" "Lho, kenapa, Yah?" "Kamu boleh panggil Ayah bokap, bapak, ayah, babe, atau bapake, tapi

Bahagia Indonesia

Apakah Anda orang Indonesia? Pernahkah Anda membenci Indonesia? Pernahkah Anda merasa ingin berpindah kewarganegaraan? Pernahkah Anda jengah dengan dinamika yang ada di Indonesia? Pernahkah Anda merasa hina karena terlahir sebagai Indonesia? Seringkah Anda memimpikan Indonesia menjadi seindah negara lain? Pernahkah Anda berpikir Indonesia adalah negara yang buruk, penuh dengan masalah di segala aspek yang terus muncul tak berujung? Apakah Anda tidak bahagia menjadi seorang Indonesia? Jika jawaban Anda iya, Anda sebaiknya bertanya kepada diri Anda sendiri, apakah bahagia itu? Berapa persenkah Indonesia yang telah Anda jelajahi? Karena Anda berada di golongan 9% orang Indonesia. Sementara 91% lainnya merasa bahagia berada dan menjadi Indonesia. Dua lembaga survei internasional merilis hasil surveinya terhadap tingkat kebahagiaan masyarakat Indonesia, yaitu Asiabus  dan Ipsos Global Advisor . Keduanya mendapatkan hasil survei yang mengejutkan. Sama-sama mendapat hasil bahwa 91

Panglima Betina

Kamu tahu hati ini kuat Telah aku bangun benteng berlapis-lapis untuk melindunginya Memang ada sedikit lubang di sana Tapi telah aku susun lagi batanya Aku gunakan bata terkuat Dan kurekatkan dengan ramuan putih telur nenek moyang Aku harap itu akan kuat hingga ribuan tahun Kamu ini apa? Hanya perempuan biasa yang tidak binaraga Tapi kamu panglima perang Kamu pintar Kamu serang bagian terlemah bentengku Di saat aku lengah Dalam sekejapan mata telah kamu runtuhkan benteng yang susah payah aku bangun Aku kalah Dalam sekejapan mata juga, kamu kuasai hatiku Merajainya dan tinggal tentram di dalamnya

Musik Kotak-kotak

Musik, dengan definisi yang kubuat sendiri, adalah rangkaian nada-nada yang dinamis dengan tempo tertentu yang dihasilkan dari alat atau instrumen. Musik dapat dimainkan oleh satu orang atau dalam grup. Musik memiliki berbagai macam jenis atau aliran. Di antaranya, pop, dangdut, jazz, rock, campur sari, keroncong, reggae, rebana, tradisional, dan masih banyak lagi. Tiap-tiap aliran musik memiliki keunikan masing-masing. Mulai dari alat musik, nada dasar, tempo hingga lirik dan bahasanya. Semua aliran musik itu indah berkat keunikannya. Keunikan dari masing-masing musik itulah yang membuat setiap aliran musik memiliki penggemarnya masing-masing. Tak sedikit pula yang menjadi penggemar fanatik dari aliran musik tertentu sehingga hanya aliran musik itulah yang didengarkan bahkan sampai ke individu atau grup musik tertentu saja.

Bersembunyi dengan Snorkeling

Aku pernah berada di atas sebuah kapal laut, speed boat lebih tepatnya . Aku pandangi laut. Di ujung cakrawalanya terdapat gugusan Kepulauan Seribu. Ada juga kapal-kapal yang hilir mudik menyeberangi lautan. Ombaknya naik turun seiring dengan hembusan angin laut seakan memanggil-manggilku untuk ikut masuk ke dalam ombak ciptaannya, menari balet bersama ikan-ikan aneka warna yang tak terhitung jumlahnya. Pantulan sinar matahari pun menambah keindahannya. Jauh dari pandangan, ada perbedaan warna laut. Biru muda dan biru tua, menandakan perbedaan kedalaman. Aku sentuh air laut. Dingin, sejuk, tapi sayang, asin ketika kukecap. Ya karena memang ini laut. Terlihat juga ikan-ikan cantik berenang-renang dengan siripnya yang lentik. Tak berani aku mengusik. Aku ingin sekali masuk ke laut. Sepertinya asik bersama mereka, penuh sahaja. Tapi yang aku ingat, aku tak punya insang, sisik, dan sirip untuk berenang cukup kuat di sana. Aku juga tidak bisa berenang. Berenang sedikit saja sudah pani

Langkah Kepadamu

Kamu tau aku di sini Aku tidak tau kamu di mana Aku mau menujumu Kamu tau itu Aku tidak tau jalan menujumu Tapi kamu tidak mau menjemputku ke sini Mungkin karena kamu wanita Kamu hanya memberikan tanda Tanda sandi yang terlebih dulu harus aku pecahkan Sandi yang teramat sulit Apakah kuliah S2-mu jurusan persandian? Sandi-sandimu sudah tingkat master Banyak tanda yang samar di sana Aku tidak paham Tapi baiklah, aku tinggalkan sandimu Akan aku cari kamu sampai dapat Adam pasti akan menemukan Hawa walaupun di belahan bumi yang berbeda Instingku yang akan menuntunku Mencoba menangkap sinyalmu Tipis sekali sinyalmu Terlalu jauh kamu bersembunyi Tapi tak apalah Sekarang tidurlah dulu Besok pagi akan kubangunkan kamu dengan kecupanku

Rindu Itu Hasrat Seksual

Masih terngiang di telinga perkataan Marli (@marlihaza) bahwa rindu bukanlah perasaan. Katanya, cinta itu hanya efek samping dari sekresi enzim yang memicu rasa rindu. Sedangkan rindu itu hanya hasrat seksual yang timbul dari setelah sekresi enzim. Rindu itu akan hilang jika hasrat seksual telah terpenuhi. Hasrat seksual yang dimaksud termasuk sentuhan fisik. Begitu katanya dari sisi pandang ilmuwan. Saya mencoba membantahnya. Mengapa tidak memandang dari sisi manusiawi atau romantisme? Bukankah akan lebih menyenangkan? Dan apakah rindu tidak hilang hanya dengan memandang? Itu kata-kata yang terucap. Tapi pertanyaan-pertanyaan itu juga yang tidak bisa saya jawab sendiri. Semakin saya pikirkan semakin saya tidak bisa membantah teori Marli. Rindu yang saya rasakan tidak bisa hilang jika belum menyentuh yang saya rindukan. Melihat foto? Tidak. Mendengar suaranya? Tidak. Memandang dengan jarak setipis benang? Tidak. Tidak bisa. Rindu itu belum bisa menguap begitu saja seperti danau yang

Secangkir Kopi

sumber gambar: klik di sini Kamu mungkin hanya secangkir kopi Kopi yang kuminum setiap hari Memberikan semangat di kala pagi Menyegarkan mata di kala siang Menghangatkan di dingin malam Sentuhanmu mengandung kafein Membuatku terjaga dalam nyata Nyatanya kamu ada bersamaku dampingi aku Mungkin kopi instan Sudah manis tanpa ditambah-tambah Tetap natural begitu adanya

Kucing yang Terherbivora

Gua punya kucing di rumah. Kucing kampung jantan, warnanya putih dengan corak hitam, buntutnya panjang utuh. Sengaja gak gua kasih nama, biar tetep independen, kaya mau pemilu aja. Ini kucing sih sebenernya bukan punya gua, cuma emang dari kecil mainnya ke rumah gua mulu. Awalnya bertiga sama kembarannya, gua sebut kembar soalnya ibunya kan kalo berojol gak pernah satu. Yang satu kuning, yang satunya lagi item. Kembarannya dua-duanya betina. Tiga-tiganya waktu kecil sering banget ke rumah gua. Yang gua aneh, mereka mainnya pas jam makan. Pagi, siang, malem. Mainnya bertiga, tanpa ibunya. Gak dikasih makan kali sama nyokapnya, keabisan beras mungkin. Apalagi bokapnya, abis bikin kabur. Haduh, dasar laki. Nah sekarang yang sering main tinggal satu doang, yang putih, cowok. Sampe sekarang itu kucing udah gede, abege lah gitu. Gak tau deh yang cewek dua itu ke mana. Yang penting yang nyisa ini keren. Bagus deh kucingnya, bersih juga. Kucing metroseksual. Datengnya tetep pas jam makan, a

Rumah Tak Berdinding

Secara harfiah rumah adalah tempat tinggal. Tempat berlindung dari panas dan hujan. Tempat beristirahat. Tempat berkeluarga dan membesarkan anak. Tempat pendidikan paling awal. Tempat menyimpan harta benda. Tempat awal kehidupan. Tempat tumbuh dan berkembang. Banyak sekali fungsi rumah. Semua orang butuh rumah. Kebutuhan pokok yang mendasar. Kita selama ini hidup dalam kenyamanan. Di bawah naungan rumah, walaupun sederhana, yang menenteramkan. Bagaimana jika kita tidak memiliki rumah? Pernahkah terbayang di benak kita? Tidak ada tempat bernaung. Kedinginan di kala malam, kebasahan di kala hujan, kepanasan di kala terik menyengat. Khawatir dengan harta benda yang tidak terjaga atau terhadap serangan kejahatan. Di mana tempat beristirahat ketika sedang sakit? Saya sering melihat seorang anak tertidur di depan ATM Center di komplek ruko Gedung Satria 2, atau lebih dikenal sebagai Golden Stick. Anak itu tertidur dengan lelap di lantai keramik tanpa alas dan bantal. Boro-boro sel

Hai Petir

Hai petir! Kalau kamu marah padaku, marahi saja aku Jangan kamu kejutkan awan hitam yang sedang berkumpul Kasihan kan mereka Kamu kepung mereka dengan cambuk-cambuk listrikmu Mereka pun menangis karenanya Jutaan liter air mata mereka tumpah ke bumi Bumi pun basah Membuat sia-sia pekerjaan matahari yang telah susah payah mengeringkannya Kamu pun membuat takut penduduk bumi Manusia dan hewan bersembunyi darimu Sementara tumbuhan berharap tidak terkena sambaranmu yang membuatnya terbakar dan hangus kemudian mati Bumi ini sudah cukup terang dan damai tanpa kehadiranmu Tanpa kejutan sinar dan suaramu Marah-marah saja kerjaanmu Semoga kamu cepat pergi

Jika Hujan Itu Kamu

Jika hujan itu kamu Takkan kubiarkan seseorang memayungiku Agar aku bisa bersentuhan denganmu lebih lama Jika hujan itu kamu Aku akan rubuhkan semua tanggul Agar cintamu membanjiriku dan menghanyutkan dukaku Jika hujan itu kamu Pasti terbuat dari sirup Manis dan berwarna-warni Jika hujan itu kamu Betapa bahagianya aku Karena setiap tetesmu adalah cinta dan peluruh rinduku Jika hujan itu kamu Aku ingin duniaku selalu musim hujan Tak ada kemarau yang mengalihkanmu ke belahan dunia lain Mungkin karena hujan itu kamu sehingga aku selalu senang ketika hujan turun dan aku pandangi terus tanpa ada rasa jenuh Sejuk dan mendamaikan

Pintu dan Kertas

Hai kamu yang di sana Yang setiap hari aku coba ketuk pintunya Mengapa tidak pernah kamu buka? Apa telah ada seseorang di dalamnya? Ataukah kamu tidak mau membukanya? Atau justru kamu telah lupa bagaimana cara membukanya? Kalau begitu tolong katakan padaku Tuliskan di sebuah kertas, kemudian selipkan lewat bawah pintumu Kalau kamu tidak punya kertas kosong, gunakan saja surat cintaku yang pernah kukirimkan untukmu Aku tidak tau apakah kamu masih menyimpannya agar bisa kamu baca sewaktu-waktu untuk mengingatku Tapi aku berharap untuk itu Berharap kamu buka pintumu untukku agar aku bisa masuk dan tinggal di dalamnya Menetap di sana berdua denganmu Saja Dan jika kamu belum membukanya untukku sekarang, aku akan mencoba mengetuknya lagi besok Dan besoknya lagi Dan besoknya lagi Dan sampai kapanpun Sampai kamu sadar bahwa hati itu memang untuk kutinggali berdua denganmu, selamanya

Misteri

Mungkin genre film favoritmu komedi. Atau mungkin aksi. Eh bisa jadi drama romantis. Tapi aku tidak tahu jikalau kamu suka horor yang begitu banyak misteri di dalamnya. Aku suka misteri. Aku suka terhadap rasa penasaran yang mendebarkan. Membayangkan, menebak, menerka-nerka adalah hal membuatnya mengasyikkan. Sebagian misteri membutuhkan usaha untuk mengungkapnya, misalnya seperti misteri kenapa buah apel bisa jatuh dari pohonnya. Dengan usaha yang amat keras, misteri itupun terpecahkan, yaitu gravitasi. Sebagian lagi akan tetap menjadi misteri yang takkan terpecahkan. Misteri ini tidak akan sanggup dipecahkan walaupun sampai kita mati, misalnya saja: "Kenapa saya diciptakan?", "Kenapa saja diciptakan sebagai laki-laki?". Sementara sebagian misteri itu hanya tinggal menunggu waktu. Misalnya saja jodoh. Jodoh adalah misteri terindah dalam hidupku. Kata orang, aku jomblo. Asal kata jomblo itu dari kata "jomlo" yang artinya perawan tua. Sampai tua be

Mengenang PT. Texmaco Perkasa Engineering

Industri manufaktur Indonesia sedang dalam perkembangan yang cukup memberikan angin segar. Beberapa waktu lalu kita digegerkan dengan mobil yang diciptakan di Indonesia oleh para pelajar SMK di Solo dengan bantuan dari perusahaan karoseri lokal, Kiat Keroseri. Mobil itu diberi label buatan pabrikan Esemka dengan berbagai variannya. Di antaranya adalah Digdaya dan Rajawali. Tidak hanya itu, bahkan murid-murid SMK telah diajarkan merakit pesawat terbang. Walaupun jenisnya hanya pesawat latih. Masyarakat bersemangat dan bergairah dengan kabar menggembirakan tersebut. Sebagian masyarakat bahkan telah memesan mobil-mobil buatan murid-murid SMK tersebut. Bapak Jokowi, selaku Walikota Solo kala itu, juga telah menggunakan mobil Esemka sebagai kendaraan dinasnya. Media begitu menggembar-gemborkan berita itu. Hampir semua stasiun televisi memberitakannya. Lalu, apa yang terjadi sekarang? Sudah hampir tidak ada beritanya lagi yang muncul di televisi. Kita hanya bisa menikmati beritanya dari me

Menulis Kacamata

Kita punya mata masing-masing. Kita telinga masing-masing. Kita punya indera masing-masing. Kita punya hidup masing-masing. Yang saya yakin itu semua berbeda satu sama lain. Masukannya bisa sama, tapi keluarannya pasti berbeda. Tergantung dari indera, sifat, pola pikir, cara pandang, keyakinan, dan sensitivitas. Berbeda itu biasa. Berbeda itu wajar. Termasuk pendapat. Justru perbedaan itulah yang membuat hidup ini lebih berwarna, dinamis, dan indah. Setiap orang memiliki kepalanya masing-masing yang isinya pun tidak akan sama bahkan dalam satu keluarga. Kita pasti pernah berdebat. Mulai dari perdebatan kecil yang sepele hingga perdebatan besar yang berujung perang urat saraf bahkan kontak fisik dan kematian. Sungguh unik memang. Seakan manusia diciptakan dengan dianugerahi kacamata. Kacamata untuk melihat dunia di sekelilingnya. Yang setiap kacamata itu memiliki visualitas yang tidak sama. Diciptakan khusus dan unik bagi setiap orang. Saya tidak dapat melihat dari kacamata

Ketika Jatuh Cinta

Ketika jatuh cinta, Mata tak sanggup menatap, Seakan matanya terbuat dari cahaya Ketika jatuh cinta, Dada bergetar di dekatnya, Seakan ada guncangan hebat yang hendak meruntuhkan dinding-dinding kokoh yang terbangun Ketika jatuh cinta, Mataku rabun melihat keindahan selain dirinya, Seakan tak ada kacamata yang dapat mencari retina Ketika jatuh cinta, Musik terdengar tak bernada, Seakan hanya dirinyalah sang maestro suara Ketika jatuh cinta, Mataku buta warna, ter-greyscale semua, Seakan hanya kamu yang memiliki warna Ketika jatuh cinta, Hanya rasa bahagia di dada, Seakan kamu suntikkan endorfin dosis tinggi ke dalam dadaku Entah dari apa kau ini tercipta, Bisa lembut seperti sutra, Bisa terang bagai cahaya, Bisa sejuk seperti angin, Bisa harum bagai sekuntum kamboja Kata "Efek Rumah Kaca" jatuh cinta itu biasa saja, Apa iya? Mungkin mereka belum pernah jatuh cinta, Tapi aku yakin aku jatuh cinta, Jatuh jauh ke dalam palung hatimu, Dan aku tak ak