Laki-laki, ketika ditanya soal hobinya, sebagian besar menjawab olahraga, otomotif, atau musik. Tetapi tidak untuk Didit. Seorang anak laki-laki dari sebuah kampung di selatan Jakarta. Usianya baru 14 tahun. Tengah duduk di bangku kelas 3 SMP. Gusar mamanya yang mengetahui Didit ingin melanjutkan sekolahnya ke SMK jurusan Tata Boga. Mamanya, yang single parent, menginginkan Didit masuk ke SMA regular. Yang dianggap lebih universal dan lebih diterima di kalangan industri dan terutama lebih mudah melanjutkan ke jenjang universitas. “Emang apa salahnya sih mah kalo aku mau jadi koki?” tanya Didit kepada mamanya. “Ngapain kamu susah-susah sekolah kalo Cuma mau jadi tukang masak? Mendingan magang aja tuh sama tukang nasi goreng!” jawab mamasambil berkacak pinggang dan menunjuk ke arah luar rumah. “Ih beda mamaaaahh. Koki sama tukang masak biasa tuh beda banget. Tukang masak mah yang penting jadi dan enak di makan. Nah, kalo koki, sebutan kerennya chef,...
Di mata kita ada lensa yang membalikkan posisi benda,
tapi otak kita selalu mampu menormalkannya kembali.