Pulau Belitung, pulau impian yang ingin aku datangi selain Pulau Bali dan Lombok. Tetapi, aku kali ini datang bukan dalam rangka wisata melainkan keterpaksaan tugas negara. Bukan saat dan keadaan yang aku inginkan. Bukan aku tidak senang atau bersyukur, tetapi ini lebih mengarah kepada ketidakidealan kondisi aku ke sini. Berat aku terbang ke salah satu surgaku ini. Kehilangan rasa ketertarikanku seketika. Mungkin juga ini karena aku tahu akan lama tinggal di pulau yang telah dikeruk harta karun timahnya. Bekerja di pulau ini untuk beberapa tahun ke depan bukan waktu yang singkat tentunya. Tak apalah. Aku mungkin berjodoh dengan pulau ini atau bisa jadi dengan salah satu gadis pulau ini. Pesawatku tiba di Bandar Udara H. AS. Hanandjoeddin, Kabupaten Belitung sekitar pukul 7 pagi. Hanya 45 menit perjalanan dari Bandara Soekarno Hatta. Aku membayangkan pulau yang indah, hijau, mengagumkan. Awalnya dugaanku itu benar. Dari atas pesawat aku lihat pulau yang hijau dengan pepohonan...
Di mata kita ada lensa yang membalikkan posisi benda,
tapi otak kita selalu mampu menormalkannya kembali.