di sini, di dalam sini
di dalam hatiku ini
ada tanaman berakar tunggang
yang tak tergoyahkan badai topan
tanaman yang kau tanam dalam
kita rawat siang malam
akhirnya ia tumbuh tinggi menjulang
meneduhi hati yang lama gersang
tapi, tanpa peduli kondisi media tanamnya
kau cabutnya begitu saja
secara tiba-tiba
aku tidak tahu kau mendapat kekeuatan darimana
hatiku terkoyak
serpihan dimana-mana terserak
menyisakan lubang besar menganga
yang tak tentu bentuk dan rupanya
satu hal yang kutahu
air mataku takkan jatuh sia-sia
bentuk pertahanan terakhir menahan perihnya
perih yang mendesak-desak rongga dada
biarlah, biar kusendiri yang kembali menatanya
serpihan demi serpihan
agar siap kembali ditanam
oleh pujaanku yang kan segera datang
Bureaucracy can’t stop me from writing.
Komentar
Posting Komentar