Secara harfiah rumah adalah
tempat tinggal. Tempat berlindung dari panas dan hujan. Tempat beristirahat.
Tempat berkeluarga dan membesarkan anak. Tempat pendidikan paling awal. Tempat
menyimpan harta benda. Tempat awal kehidupan. Tempat tumbuh dan berkembang.
Banyak sekali fungsi rumah. Semua orang butuh rumah. Kebutuhan pokok yang
mendasar.
Kita selama ini hidup dalam
kenyamanan. Di bawah naungan rumah, walaupun sederhana, yang menenteramkan. Bagaimana
jika kita tidak memiliki rumah? Pernahkah terbayang di benak kita? Tidak ada
tempat bernaung. Kedinginan di kala malam, kebasahan di kala hujan, kepanasan
di kala terik menyengat. Khawatir dengan harta benda yang tidak terjaga atau
terhadap serangan kejahatan. Di mana tempat beristirahat ketika sedang sakit?
Saya sering melihat seorang
anak tertidur di depan ATM Center di
komplek ruko Gedung Satria 2, atau lebih dikenal sebagai Golden Stick. Anak itu
tertidur dengan lelap di lantai keramik tanpa alas dan bantal. Boro-boro selimut, bajunya pun lengan
pendek, begitu juga celananya. Belum lagi banyak "ventilasi" di
pakaiannya itu. Dia tertidur sambil memegang sebuah gelas plastik bekas
minuman. Gelas itu masih terpegang saat tertidur. Mungkin dia terlalu lelah
meminta-minta hingga tertidur. Gelas itu kosong dan mungkin akan tetap kosong
hingga dia terbangun esok hari. Dinginnya udara malam bercampur dengan
dinginnya lantai keramik dan rembesan udara AC
sudah tidak dapat mengalahkan rasa kantuknya. Bahkan nyamuk pun tidak dapat
menembus kulitnya. Sudah terlalu tebal dan keras nampaknya.
Di manakah orang tuanya?
Apakah dia tidak memiliki rumah untuk tempatnya kembali untuk sekadar
merebahkan tubuh dan mandi? Isikah perutnya ketika dia tertidur atau malah dia
sengaja menidurkan diri agar laparnya lenyap terbawa mimpi yang belum tentu
mimpinya indah? Saya yakin dia punya orang tua dan juga tempat tinggal. Kenapa
dia tidak pulang? Saya tidak begitu yakin. Mungkin dia diusir atau terusir. Merasa
itu bukan rumahnya. ATM Center itulah
rumahnya saat ini karena ke tempat itulah dia akan selalu kembali. Saat ini,
mungkin itulah tempat ternyaman untuk bermalam. Mungkin.
Ini hanyalah gambaran kecil
tentang rumah. Saya mencoba memberikan definisi lain dari rumah yang tidak
hanya tempat tinggal. Bersyukurlah kita masih memiliki tempat tinggal yang
nyaman. Masih dapat terlindung dari dinginnya malam. Juga dengan keluarga yang
kehadirannya selalu menghangatkan. Rumah kecil dan sederhana bukanlah alasan
bagi kita untuk mengeluhkannya. Jika belum bisa membantu anak yang seperti dia, setidaknya sadarilah betapa beruntungnya kita dibandingkan
dengan anak tadi yang rumahnya tiada berdinding.
Komentar
Posting Komentar