di sini, di dalam sini di dalam hatiku ini ada tanaman berakar tunggang yang tak tergoyahkan badai topan tanaman yang kau tanam dalam kita rawat siang malam akhirnya ia tumbuh tinggi menjulang meneduhi hati yang lama gersang tapi, tanpa peduli kondisi media tanamnya kau cabutnya begitu saja secara tiba-tiba aku tidak tahu kau mendapat kekeuatan darimana hatiku terkoyak serpihan dimana-mana terserak menyisakan lubang besar menganga yang tak tentu bentuk dan rupanya satu hal yang kutahu air mataku takkan jatuh sia-sia bentuk pertahanan terakhir menahan perihnya perih yang mendesak-desak rongga dada biarlah, biar kusendiri yang kembali menatanya serpihan demi serpihan agar siap kembali ditanam oleh pujaanku yang kan segera datang ...
Di mata kita ada lensa yang membalikkan posisi benda,
tapi otak kita selalu mampu menormalkannya kembali.